kawaii desu, ne? :3

Wednesday, June 3, 2020

Sun and Human

Yellow holds joy and blue is a picture of tears
Every morning Sun wakes up, bringing her special set of paint to bring color to the world
These two specific hues are her favorite
Ribbons of yellow are waltzing around the sky with blue, harmonizing into such a nice melody that makes a life, life


She has her favorite human to watch over
And specifically today she puts all of her into her masterpiece, in hope to see a smile in human's face as it looks up to admire her work


But today human doesn’t even look up
No matter how many times Sun tries
The human only walks with its head down


Sun is confused
Her human used to radiate happiness which encouraged her to put more yellow in her sky
But human walks limp even though it has beautiful bouquet of flowers in its hand


Oh!
Now Sun knows the difference
Human is alone
Where's the other human that usually walks with it?
Yes, Sun is talking about the hairless, tinier one sitting in a sort of big wheeled carriage the human used to push


Sun blinks her eyes
She sees it walk to a bridge
Ah, her human is looking up!
And it is smiling!


Sun waves her greeting
It seems human notices her halo
Sun is so happy but
Her human doesn't look happy
See? He looks down again
Oh, no, he isn't looking down! Sun feels silly
He's just watching wheeled metal boxes running back and forth down there
So human finds those interesting too?
Sun is so happy



But soon it is time for Sun to go
She wants to stay and watches her human some more
But Time holds her wrist and gives her the look


Sun sighs
Time leaves her with no other choice

Besides she gets to watch human tomorrow too, Time will allow


So she comes down
Not before leaving trails of red in her canvas
As the only way she can express her complain about good byes


What she never realizes was
she went down
Taking shreds of her human's blue with her

Monday, September 3, 2018

how the tables have turned

Jadi apa benar balas rasaku selama itu hanya dibuat dengan ketidaksengajaan?

Candaan awalnya, kan? Kau tak pernah benar-benar merasakannya. Terlanjur, karena ada bocah naif yang berbinar kedua manik matanya kala memandangmu. Kau pasti pikir boleh untuk kawan bicara, lumayan untuk membunuh waktu dan bosan yang menggerogoti waktu luang masa putih abumu.

Kau tau, aku serius ketika itu. Terlalu polos; aku ingin merutuk rasanya. Percaya bahwa girang kala itu adalah bagianku dan salah satu sumber warna dalam hariku. Ya, masih hingga sekarang.

Itu, sampai kebenaran terkuak dan aku mampu menarik kesimpulan. Bahwa dunia itu semu dan kau hanya bayangan di balik romansa picisan yang orang itu coba buat.

Bahwa hatiku pernah remuk untuk kisah yang tidak pernah ada.

sebuah kisah


Aku sedang duduk di depan meja belajar di kamar. Sebuah laptop sedang menyala dan terbuka di atas meja tersebut. Layarnya menunjukan sebuah halaman website di internet, sebuah media sosial paling populer yang penggunanya sudah melebihi satu miliar akun. Jari-jari menari di atas papan ketik laptop saat aku membalas pesan yang dikirim oleh sahabat dekatku. Seperti biasanya, kami mengobrol tentang hal-hal tidak penting, menertawakan sesuatu yang sebenarnya tidak lucu, atau membicarakan tentang animasi dan kartun favorit kami. Hal-hal normal bagi kami untuk dijadikan topik pembicaraan yang asyik. 

Sampai suatu saat kami sedang mengobrol, Facebook memberitahu bahwa aku mendapat sebuah pesan dari seorang laki-laki. Laki-laki berusia empat tahun lebih tua dariku yang berkenalan denganku melalui sebuah virtual game di internet. Laki-laki baik dan ramah yang sempat aku sukai. Lelaki yang sama yang pernah secara diam-diam menyatakan perasaan suka terhadapku (sahabatku memberitahukannya kepadaku). Lelaki manis yang berwajah cukup tampan yang dulu pernah menyinari dan membuat hari-hariku tampak lebih berwarna. Lelaki yang sama yang bulan Desember dua tahun lalu tiba-tiba memutuskan untuk menghilang dari hidupku. Tidak, dia tidak mati seperti yang kau bayangkan, bodoh. Dia hanya pergi dari hari-hariku yang sempat cerah karenanya.

“Hai. Apa kabar?” adalah pesan yang ditulis olehnya. Sebuah kalimat sederhana yang sebenarnya tidak mengandung makna yang begitu berarti, namun entah mengapa tenggorokanku terasa tercekat saat aku membaca pesan itu.
Menurutnya bagaimana kabarku setelah ditinggal begitu saja tanpa kabar dan alasan yang jelas?

Aku menelan ludahku dan berusaha untuk tenang saat aku berpikir balasan untuk sapaannya dengan sesantai yang aku bisa lakukan saat itu. Baru menaruh jari untuk mengetik di atas papan ketik untuk membalas pesannya sudah membuat tangan dan kakiku mendingin dan aku separuh berharap aku tidak berbicara dengannya lagi—walaupun di satu sisi aku kangen dan ingin mengobrol banyak seperti dulu kami bercerita layaknya pasangan cinta.

Bisa kutebak, kalian belum mengerti maksudku. Baiklah, akan aku ceritakan sedikit awal pertemuanku sampai kami ‘berpacaran’ melalui dunia maya.

Melalui sebuah virtual game yang memungkinkan seluruh pengguna permainan tersebut dari belahan dunia manapun untuk berkenalan, mengobrol, berteman, dan bermain bersama dalam dunia palsu tersebutlah kami pertama kali bertemu. Sebuah pertemuan bodoh dan tak terduga yang akhirnya mendekatkan kami berdua, baik di dunia maya maupun dunia nyata. Aku tidak akan repot-repot menjelaskan secara rinci bagaimana aku dan Rio—itulah nama laki-laki itu dan aku rasa aku tidak perlu menyembunyikannya, lagipula dia tidak akan membaca cerita tak berguna ini dan dia berada beberapa kota jauhnya dari tempat aku berada sekarang—bisa-bisanya bertemu dari permainan yang sangat luas tadi, karena aku yakin kalian tidak akan mengerti. Tapi entahlah, aku juga sering tersenyum sendiri ketika mengingat kembali bagaimana pertemuan kami terjadi. Bodoh, sekaligus manis. Kenangan yang indah walaupun sedikit menyakitkan. Dua tahun lalu, tepatnya bulan Juni, kami mulai berteman lebih dekat. Kami lebih sering menghabiskan waktu bersama dalam dunia virtual tersebut, walaupun beberapa sahabatku suka ngerecokin. Tapi itu bukan masalah untukku. Asal ada sabahat-sahabatku—dan dia, tentu saja—,duniaku terasa lebih nyata. Sejak bermain dan mengobrol dengannya, aku merasa aku menjadi lebih semangat menyambut esok hari. Dan rasanya hari-hariku menjadi lebih sempurna saat karakter yang ia mainkan di virtual game tersebut menyatakan cintanya kepada karakterku dan mengajaknya untuk berpacaran, walaupun hanya di dunia palsu itu. Aku, yang sudah menaruh hati padanya sejak pertemuan pertama kami, dengan senang hati menerima tawarannya. Dan pada bulan yang sama di hari yang ke-20, aku resmi berpacaran dengannya—tunggu, maksudku karakter kami resmi berpacaran.

Aku yakin kalian berpikir: “ah, bodoh sekali. Dunia maya, ya, dunia maya. Masa’ kalau pacaran di dunia maya bisa kebawa sampai dunia nyata?” atau malah seperti: “berlebihan ah! kamu aja nggak pernah ketemu tatap muka langsung sama cowoknya, masa masih di galau
in aja”.
Dan mungkin aku juga akan berpikir yang sama. Tapi... entahlah. Aku merasa aku menyukainya begitu saja.

Selain mengobrol di dalam permainan itu, kami juga sering menelepon dan saling mengirim pesan singkat melalui ponsel. Kami sering tinggal sampai larut malam untuk sekadar mengobrol hal-hal ringan. Walaupun status hubungan dalam dunia nyata antara aku dengannya masih belum jelas, aku merasa bahwa kami sedang menjalani hubungan yang sama seperti yang karakter yang kami mainkan. Atau mungkin hanya perasaanku saja? Ya, mungkin. Karena kebahagiaanku itu bertahan kurang lebih hanya untuk empat bulan. Setelah itu ia mulai jarang membalas pesan singkatku, semakin sering mengabaikan panggilan teleponku, dan pernah seharian penuh aku tidak menerima kabarnya. Sedih? tentu saja.

Aku mengerti, memang dia harus mengurus dan mempersiapkan ujian akhir SMA yang akan dihadapinya saat itu, karena saat itu aku juga harus mempersiapkan ujian nasional SMP-ku. Namun semakin hari, aku merasa ikatan kami semakin merenggang. Aku merasa ia semakin menjauh, menjauh, dan menjauh. Sampai pada akhirnya aku sadar. Mungkin memang selama ini hanya aku yang merasakan betapa indahnya hari-hari yang kulalui bersamanya. Walau hanya sekadar sapaan manis dan manja, ia dulu membalas dengan ceria yang sama.
Saat hari natal tiba aku masih memberanikan diri untuk mengucapkan selamat merayakan hari natal untuknya dan memang pesanku dibalasnya. Namun aku dapat merasakannya. Pesan yang dikirim tidak secerah dan sehangat pesan yang dulu selalu dikirimkan setiap hari olehnya.
Semakin hanyut dalam kesedihan dan kekecewaan, aku pada akhirnya mundur. Kurasa memang tidak ada gunanya lagi memperjuangkan cintaku. Kurasa aku saja yang sangat bodoh selama ini, menganggap semuanya serius dan pada akhirnya aku hanya menyakiti diriku sendiri.

Sejak hari natal itu, ia tidak pernah mengirimi aku pesan, baik di Facebook maupun melalui SMS. Akupun tidak berani untuk mengiriminya pesan, apalagi meneleponnya. Tidak pernah aku menerima pemberitahuan Facebook bahwa ia telah online dan meninggalkan pesanku. Lagipula, virtual game tempat kami seharusnya memadu kasih juga sudah bangkrut dan hilang dari aplikasi Facebook. Seberkas harapanpun tak ada, ‘kan?
Suatu kali di pertengahan tahun 2013, aku sempat iseng mengirimi SMS ke nomor teleponnya. Dibalas, memang, tapi bukan olehnya. Dia bilang Rio memberikannya kartu SIM, telepon yang dulu dia pakai untuk berkomunikasi denganku, kepadanya. Dia juga bilang, bahwa Rio tidak meninggalkan pesan apapun dan dia pun tidak mempunyai nomor ponsel yang dia pakai saat ini. Dia juga bilang, bahwa Rio sekarang sudah berada di Medan, melanjutkan studinya ke Universitas Sumatera Utara. Soal itu, memang aku sudah diberi tahu olehnya. Namun aku tidak pernah menyangka kami akan kehilangan kontak sama sekali. Saat membaca pesan-pesan itu dadaku terasa sedikit sesak, tapi aku mengacuhkannya. Aku tahu air mata sebanyak apapun tidak akan mengembalikannya kepadaku lagi. Jadi, untuk apa aku menangisinya lagi?

Tapi aku tidak akan menyalahkan atau menyesali pertemuan kami yang sangat unik. Karena aku bersyukur bisa mengenal seseorang yang baik, yang mau repot-repot mengisi hari-hariku walaupun dalam waktu yang singkat. Karena aku menyukai setiap celotehan-celotehannya. Aku menyukai lelucon bodoh yang entah mengapa mampu membuatku tertawa. Aku menyukai panggilan sayang yang dia buat untukku, bagaimana ia dengan manisnya mencoba menyebutkan
namaku walaupun dengan susah payah karena dia cadel. Aku menyukai senyum manisnya walaupun hanya dapat aku pandang melalui layar komputer. Aku menyukai suaranya dan tawa renyahnya ketika aku bercanda dengannya di telepon. Aku menyukai bagaimana ia mengucapkan selamat malam untukku. Aku menyukai semua tentang dia. Aku sangat menyukai laki-laki itu.

Namun aku tidak suka melihat perempuan yang lemah. Aku tahu aku cengeng tapi aku akan berusaha untuk tegar dan tidak akan jatuh karena cinta bodoh ini. Aku akan tersenyum di depan teman-temanku secerah yang aku bisa, mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja dan aku sangat bersyukur pernah mengenalnya.

Seperti sekarang ini. Saat sahabatku bertanya apakah aku baik-baik saja saat ia bertanya begitu dengan santainya, aku hanya tertawa kecil. Aku meyakinkan sahabatku bahwa aku baik-baik saja dan semuanya normal sebelum aku mengeklik nama laki-laki itu dan mulai mengetik. Aku sempat membaca ulang kalimat kecil yang baru saja aku tulis sebelum menekan tombol enter di papan ketik—walau dengan seberkas kepedihan di hati.

“Aku baik-baik aja. Semoga kamu juga baik-baik juga ya disana! :)”

Tuesday, May 14, 2013

DoFun at DuFan xD

jreng jrengg~ apa kabar semuanyaa? maaf gw jarang ng-update, soalnya bingung mau nulis apa. udah kumuh ya blog gw ternyata, jadi sekarang gw dateng kesini untuk bersih-bersih sekalian berbagi cerita. mungkin ga ada pentingnya buat para readers tapi gw lagi pengen membuat sebuah dokumentasi berbentuk tulisan untuk kelak gw baca-baca ulang :3 Dan postingan kali ini bakalan panjang banget :D

Baiklah, mari kita mulai petualangannya dengan prolog.
Jadi, beberapa bulan lalu, kami (kolayse) sudah berencana untuk pergi ke DuFan buat jalan-jalan sambil main sebagai hadiah dari selesainya Ujian Nasional kami yang gatau hasilnya kayak apa u.u
Nah, awalnya kita berencana buat kesana bareng-bareng, tapi akhirnya karena sesuatu, kami tidak jadi bareng-bareng TT.TT huhuhuhu

Akhirnya kemaren, walaupun ga sama kolayse lengkap ( TT^TT) gw memutuskan untuk pergi kesana bareng 13 temen gw yang lain. kenapa rame banget? soalnya kita ngincer yang murah :3 katanya kalo ada 15 orang yang membawa kartu pelajar atau tanda pengenal lainnya, bisa dapet diskon sampai harganya cuman 80 ribu rupiah, lumayan kan? :D
Gatau gimana awalnya tadinya ada 15 terus beberapa ada yang ga jadi karena bentrok sama rapat pengurus buat apa gitu. jadinya kita cuman berempatbelas. Kami naik dua mobil, satu punya Jovanka, satunya kita pake mobil sewa. Gw naik mobil sewa bareng Seviana, Monic, Erin, Meydi, Mutia, dan Livia. cewe-cewe semua wkwkw sisanya di mobil Jovanka. Di mobil kami ngobrol-ngobrol santai tentang apasaja. dan Erin ternyata punya ambisi yang kuat untuk naik wahana Istana Boneka =..= yah, gw mah iya-in aja. jangan mau rugi, cobain semua wahana :p

Kita berangkat dari bekasi mungkin sekitar jam 7 nyampe sono sekitar jam 9. entah bener atau engga, soalnya gw ga bawa jam, dan ga bawa hp gw yang udah sekarat itu :"
Kita sempet nunggu Jovan dkk di pintu masuk Ancol, terus meluncur menuju Dufan-nya.
Singkat cerita kita udah di depan loket tempat penjualan karcis, dan ada papan yang bertuliskan daftar wahana yang sedang aktif ataupun yang sedang di renovasi. Disitu ada 2 wahana yang lagi di renovasi: Kalila dan Istana Boneka. Si Erin langsung cemberut. dia bilang kita belum ke DuFan kalo belum naik wahana Istana Boneka. ya udah, habis mau gimana lagi. wkwkwkw
Total wahana yang ada disana itu 24. Jadi, kalau dikurangin sama yang lagi di renov, ada 22 wahana yang sedang aktif. dan kami bertekad untuk menaiki minimal 15 wahana.

Nah terus kita berjalan masuk ke pekarangan (?) DuFan, dengan memegang tiket masing-masing. Erin sempet panik gara-gara dia pikir tiketnya ilang. ternyata dia ga sadar naro tiketnya di saku belakang celananya -_-
Dan, tepat pukul 10 pagi, gerbang masuk dufan nya udah mau dibuka. Dan kami pikir kami sendirian disana (maksudnya gak rame-rame amat). eh, ternyata eh ternyata, disitu rame banget, bo = =" ada serombongan anak (yang kami rasa) SD berpakaian merah, dan serombongan lagi berpakaian ijo atau kuning gitu gw lupa wkwkw

Dan sialnya, gw merasakan ada air yang menetes. Menetes mengenai tangan gw. Tetesan air itu semakin terasa di sekitar tubuh gw. Erin juga merasakannya. Lalu gw mendongak ke atas.... Dan langit pun mendung, kawan. Langit mulai membasahi dunia, tepatnya Dunia Fantasi TT^TT
"Ah bodo amat. Biarin deh basah-basah dikit," begitu kata Erin Isauri Isaura, 15th, cadel.

lanjut. pas gerbangnya mau dibuka, bener aja kata Cathrine (yang udah duluan pergi kesana bareng Alma, dkk pas Selasa, 30 April), kita countdown dari sepuluh sama mbak-mbaknya ._.

Setelah gerbang dibuka, kami melalui tahap pengecapan. Gw sempet ngeliat ada orang-orang yang minta di cap di muka nya kwkwkw
Setelah itu kami berlari sekuat tenaga (berlebihan) mencari wahana yang kira-kira boleh di naikin pas ujan. Oh iya, sebelum itu, kami memutuskan untuk pisah sama Jovanka dkk, Joni, Calvin, dan Bill. Jadi, "kami" disini itu maksudnya cewe-cewe bertujuh. kami berlari menuju Kora-Kora, dengan peluh menetes (berlebihan), menuju antrian yang masih sepi. lalu datanglah mbak-mbak yang ngejagain Kora-Kora-nya memakai baju suku pedalaman (ngaco) menaruh papan yang kira-kira bertuliskan: Maaf, wahana sementara ditutup. Cuaca buruk.
....................
.............
........

-_-

"Ya udah deh, daripada kesamber petir pas lagi heboh teriak-teriak," celetuk salah seorang dari kami.
ya udah, ga jadi deh naik Kora-Kora saat itu. Akhirnya kita kembali menyusuri DuFan, melewati game-center, dan saat itulah kami menemukannya. Wahana pertama yang kami naiki hari itu. Ontang-Anting. ituloh, yang ada kursi banyak digantung di tali, terus entar diputer-puter gitu. Ga pake ngantri, ( soalnya cuman dikit yang punya nyali ujan-ujanan kayak kita B) ) dan gila aja, keliatannya ga serem, ternyata lumayan bikin kaki jadi kaku = =

dan gerimis makin kerasa saat naik wahana itu. akhirnya kami memutuskan untuk ke teater simulator yang saat itu lagi nayangin tentang Happy Feet. ih, kyut gimana gitu :3 kan indoor tuh ya, jadi ya lumayan buat ngeringin baju dan rambut yang lumayan basah gara-gara kena gerimis. terus lumayan buat cuci mata,  habisan guide-nya ganteng sih xD hihihih Kalo mau tau kaya apa wahananya, cek sendiri deh :p

Pas keluar dari teater itu, kita coba naek Pontang-Panting. sumpah bener-bener kaya adonan kue yang di aduk-aduk -_- tapi kocak juga sih wahana itu, bikin ngakak :D

Habis itu kita liat Ombang-Ambing. Meydi sama Livia gak ikut, pusing katanya wkwkw dan untung aja mereka ga ikut, asli pusing banget itu mah, kata Erin beneran kaya di ombang-ambing u.u dan wahana itu sukses bikin Monic throw up :& gw juga pusing. gak lagi-lagi deh naik Ombang-Ambing. gw kutuk juga deh tuh wahana -_- wkwkw

setelah istirahan bentar (nunggu Meydi makan bakso kuah seharga Rp 20.000,- dan nunggu Monic selesai ngipas-ngipas) kita kembali menyusuri DuFan, mencari wahana untuk di naiki. Gw sama Erin juga sempet mengisi perut kami dengan bekal yang kami bawa, gw makan roti, dia makan pempek yang dia bawa. Terus kita akhirnya menentukan untuk nyoba wahana Perang Bintang yang kata Cathrine asik. Sambil jalan, Seviana beli popcorn yang masih anget gitu, baru dibikin, enak suer, gw mintain aja terus :9  wkwkw
terus nyampe wahana itu, kita langsung masuk aja, si Monic ga ikut, masih pusing katanya. Jadi dia nunggu di McDonald. Dan akhirnya setelah mengikuti instruksi kakak yang jagain wahananya untuk terus mengikuti lorong sampe mentok, kita ktemu kakak guide yang laen yang bilang kita naek perahu bulet. entah apa namanya, pokonya itu kaya perahu tapi ada tempat duduknya dan didepannya ada tembakan lasernya gitu. Dan disitu, jiwa sniper gw muncul B)
tanpa dikasih intro atau cara bermain, kami yang ga tau apa-apa saling bertanya, "apa yang kita tembakin?"
gw dengan santai (dan ngaconya) jawab, "itu kali ya," sambil nunjuk benda bulat yang kaya sasaran panah. dan setelah gw liat lebih dekat, itu ternyata lubang ventilasi -_- cepi, cepi..
lalu perahu bulet kami mulai berjalan pada relnya, menyusuri lorong-lorong gelap dengan penerangan remang-remang. ternyata, beneran bukan lubang ventilasi itu yang kita tembakin, tapi ada monster monter gitu, dan ada sasaran lampu warna ijo (atau kuning?) yang harus kita tembakin. gw rasa tiap sasaran yang kita tembak, poinnya 100. tahap pertama gw dapet skor 4100. yang lain skornya masih dikit, panik kali ya wkwkw tapi Seviana skornya 4300, keren kan? :D
tahap kedua juga sama, nembakin monster-monster dengan sasaran lampu tadi. dan akhirnya, gw memimpin dengan skor 8300, disusul Seviana 8100 xD ahahahaha

habis itu, kita nyamperin Monic yang sedang duduk meracik teh manis anget yang dia pesen dari McDonald. Dan yang lain juga sepertinya mau istirahat lagi = = istirahat mulu yah wkwkwk
karena bosen dan ga mau rugi ( :D ) gw sama Erin memutuskan untuk mencoba beberapa wahana disekitar situ sambil menunggu mereka selesai makan. Kita menitipkan tas kita supaya gak berat bawa-bawa.
Kita nyobain naik Rajawali, wahana burung-burungan yang diputer-puter gitu, di naikin ampe tinggi terus diputer-puter -___-
dan saat itu kita sadar, hujan mulai berhenti :D belum ada matahari sih, tapi udah gak gerimis :D

Habis itu, kita coba naik Burung Tempur. ini juga sama aja, naek burung-burungan terus diputer-puter -_- cuman ini gak dinaikin sampe tinggi. disini kita bisa atur ketinggiannya. yaa, lumayan lah, ngadem xD wahana ini gak berputar terlalu cepat, jadi gak musingin.

Habis itu kita balik ke mereka, dan mereka masih makan -_- kita ambil tas kita, supaya mereka gak ribet. dan akhirnya kita memutuskan untuk naik Ferris Wheel or also-known-as Bianglala :D dan lagi-lagi tanpa ngantri, kita naik bilik atau apa itu namanya, bareng 3 orang lain yang tidak kami kenal. kita muterin lintasannya selama 5 kali ._. cukup bosan bukan? tapi terbayar, karena angin sepoi-sepoi yang bikin adem :D pantesnya mah orang pacaran disitu ._. sayang sekali, saya single :p dan cowonya Erin kaga ikut wkwkwk
Dari atas kami melihat wahana tornado yang dengan seramnya membolak-balik orang-orang yang menempel padanya layaknya jagung bakar (sumber kata-kata: Seviana). Kami juga melihat lintasan Rollercoaster a.k.a. Halilintar. Hysteria juga keliatan dari situ. Dan sisanya pemandangan sekitar ancol yang lumayan bikin mata seger lagi.

Setelah 5x muterin Bianglala, kami memutuskan untuk kembali gabung sama Seviana, Monic, Meydi, Mutia, dan Livia yang pasti udah selesai makannya. Lalu setelah berkeliling-keliling saling mencari, akhirnya kami bertemu satu salam lain. Gw waktu pertamakali ke dufan naik wahana itu sampe 2 kali xD dan karena menurut gw wahana itu paling gaul di DuFan, gw bilang sama mereka itu pasti asik. Dan gw cukup persuasif untuk membujuk Erin dan Seviana ikut. yang laennya gak mau tapi = = dan akhirnya kita memutuskan untuk berjalan menuju wahana Kicir-Kicir.
gw naro sendal dan tas di bawah tapi cukup bego untuk pake kacamata -_- alhasil selama permainan gw teriak-teriak ga jelas, megangin pengaman, dan tangan satunya memeluk pengaman (jomblo) sambil megangin kacamata. ih ngga banget deh -_-
dan Kicir-Kicir tetep jadi wahana favorit gw :3 Anehnya, Seviana dan Erin mengeluarkan sumpah serapah terhadap gw dan wahana Kicir-Kicir yang tak bersalah itu. kasian dia, menjadi cemoohan dan ejekan Seviana dan Erin. Maksud gw, apa salah dia? dia ga salah apa-apa. apalagi gw? gw kan sayang sama dia, gw cuman mau mereka kenal sama wahana favorit gw, itu aja kok. tapi, kenapa ini semua terjadi? kenapa?! kenapaa!!! *cukup*

Setelah mereka puas menyumpahi untuk tidak akan pernah naik wahana (Kicir-Kicir) itu, kami memutuskan untuk naik Niagara-gara. Tapi sebelum itu, gw bilang, "udahlah, jangan mau rugi. naikin aja yang kita lewatin" xD wkwkwkw
Akhirnya kita nyoba rumah miring. namanya apa gw lupa ._. eh iya, Ranggo-Ranggo. seinget gw dulu, rumahnya gerak-gerak miring-miring gitu ._. ternyata cuman dimiringin yang bener-bener miring =3= gak nyampe semenit, selesai ._.  wkwkwk kocak emang

Habis itu kita juga ngelewatin Rumah Jail. Jadi, rumah jail itu semacam labirin dengan cermin-cermin pada dindingnya. gak semuanya cermin sih, ada kaca juga, tapi bikin bingung ._. pas awal kita masuk, ada orang yang dari dalem tiba-tiba keluar dari pintu masuk.
"Loh, ini kan yang tadi. eh salah, nyasar kita," katanya. wkwkwk pada nyasar boo. Awalnya pada ragu juga mau masuk apa engga, ada yang berargumen, takut kesasar, dan semacamnya. tapi akhirnya kita masuk juga. supaya gak kesasar kita saling megang tas orang yang ada di depan kita. awalnya gw paling depan, tapi gatau tiba-tiba ada Monic depan gw wkwkwkw
Dengan cekatan dia memilih milih jalan, sesuai insting dan feelingnya. Dan gak nyampe lima menit (paling sekitar 2-3 menit), kita berhasil keluar :D hore! thanks to Monic, tentunya. Instingnya kuat juga ternyata. kalo gw leadernya, bisa-bisa ga keluar keluar itu kita -_- wkwkw

Dan akhirnya kita naik Niagara-gara. Pas itu udah agak rame, jadi kita ngantri. Disitu ada sekelompok anak yang ikut ngantri juga. Mereka kelihatan normal, dan beberapa dari mereka ganteng :3 tapi mereka berkomunikasi satu dengan yang lain dengan cara yang berbeda dari orang-orang biasa. Mereka pakai bahasa isyarat. saat itu gw tau, mereka anak SLB (Sekolah Luar Biasa). Mereka anak tunarungu. Mereka ngingetin gw sama kakak gw. gw jadi tertarik ngajak kakak gw ke DuFan kapan-kapan. entah kenapa, gw terharu aja ngeliat mereka. Beberapa dari orang-orang yang ngantri, yang ga tau mereka anak SLB, mulai memperhatikan mereka yang berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Mungkin bagi mereka itu aneh. tapi bagi gw, mereka temen-temen kakak gw. gw tiba-tiba keinget kakak gw ngomong ke gw kalo dia itu sedih karena dia cuman sendirian. pas gw tanya, kok sendirian. dan dia jawab, karena cuman dia yang tunarungu di keluarga gw. gw sedih sumpah. dan ketika gw ngeliat mereka. gw seneng, karena kakak gw bisa aja ketemu mereka. kakak gw punya temen. kakak gw ga sendirian.
oke, lanjut. pas gw itu gw naik perahu yang ternyata cuman muat 5 orang. Gw satu perahu bareng Monic, Meydi, Mutia, dan paling belakang Livia. Erin sama Seviana ngantri nya tadi belakangan, jadi ga bareng kita. Nah itu juga asik, pas turunnya bikin badan kita serasa melayang gitu ._. pas turun, kena basah semua xD wkwkw paling depan sama paling belakang, paling basah xD wkwkwkw

Nah, awalnya kita pengen naik Arung Jeram belakangan, cuman takut keramean, jadi sekarang aja. basah dikit, baru basah banyak :D (sumber kata-kata: Mutia)
Akhirnya kita berjalan melewati game-center, langsung menuju ke arah wahana Arung Jeram. Dan bener aja, rame banget =3=
karena tanggung udah becek-becek bajunya, jadi kita memutuskan untuk ngantri. baru kali ini kita bener-bener ngantri. tapi karena satu boat bisa sampe 8 orang, jadi nunggunya gak lama banget. dan pas ngelewatin jembatan, si Mutia di godain Meydi. digoyang-goyangin jembatannya, dan Mutia sukses ketakutan xD wakakaka dasar iseng lo, Mey. Suasana di sekitar wahana bau pesing loh -_- serius deh, gw pake aja pocketbac buat pengganti saputangan. akhirnya, kita dapet boat kita sendiri, pas ber tujuh, boat warna ijo. Lalu, setelah memakai safety belt kita, boat kita pun berjalan. setelah melewati berbagai rintangan (ga ada apa-apa padahal -_-) Arung Jeram pun selesai kita taklukkan B) Seviana basah kuyup, yang lain juga xD tapi gw sama Erin dan beberapa yang lainnya gak basah banget, bahkan gw gak basah sama sekali. ga asik kan = =

lalu kita cari tempat buat ganti baju, dan makan siang dulu. gw bawa bekal sendiri dan yang laen juga gitu.
lalu kita inget jam 3 ada pertunjukan Treasure Land: The Temple of Fire, dan gerbangnya dibuka tiga puluh menit sebelum show dimulai, jadi kita bergegas menuju tempat pertunjukannya. dan nunggu sebentar sampe gerbang dibuka terus nunggu lagi sampe show dimulai. dan bener-bener gak nyesel deh nonton  pertunjukan itu, keren banget suer. ada api, semburan air, suara ledakan, dan suara machinegun yang bener-bener kerasa nyata. udah gitu pemainnya keren-keren banget. hebat deh !!

Setelah itu, gw sama Monic ngebujukin temen-temen yang lain buat naik Hysteria. ituloh, wahana yang ngebawa orang naik-turun dengan lumayan cepat.
walaupun sebenernya gw rada ngeri juga, tapi rasa penasaran gw yang menang. akhirnya gw memberanikan diri. Yang ikut naik wahana Hysteria itu selain gw sama Monic (yang berambisi penuh buat naik Hysteria) itu Erin, Seviana, sama Meydi. Livia sama Mutia nggak berani ._. dan entah kemana pas kita naik Hysteria.
Oke, bagi yang belum pernah naik Hysteria, pasti penasaran kan gimana rasanya? jadi, kalo menurut gw, Hysteria itu cuman ngagetin. nggak cuman sih ._. tapi gak serem-serem banget. masih lebih gaul Kicir-Kicir kata gw. Gini aja deh, gw ceritain pas gw dibawa naik Hysteria. awalnya itu emang kaget stengah mati, dan berasa sesek banget. kaya gak dapet oksigen ._. pas turunnya apalagi. kayak ga bisa napas. tapi pas wahananya ngebawa kita naik buat yang kedua kalinya, gw udah bisa adaptasi dan enjoy, dan gw mulai teriak-teriak ngeramein xD gw sempet ngelirik Erin yang cuman meringis, dan kata Meydi sih dia juga teriak. hihihi habis dari setiap wahana yang bikin asik itu, ya, teriakannya. :D
Hysteria cuman bentar, paling sekitar 15 detik di udaranya. makanya kurang serem :p wkwkwkw

Habis naik Hysteria, gw sama Meydi pengen naik Halilintar. Jadi, gw, Meydi, Erin sama Monic pisah sama Sevi, Livia, Mutia. Katanya sih mereka pengen naik Bianglala. akhirnya kami kembali melewati game-center, dan akhirnya mengantri dengan peluh yang bercucuran. karena emangnya rame banget -__-
Halilintar emang salah satu wahana yang gak pernah sepi. pasti cape jadi abang-abang ato mbak-mbak yang ngejagainnya xD
dan seinget gw dulu, satu kali main itu dua kali muter lintasan. tapi setelah kita liat-liat, kali ini cuman sekali. apa-apaan ini?! yah, mungkin gara-gara rame. Setelah menunggu sekitar, ummm, kira-kira 15 menit, akhirnya sampe saat kita naik kereta nya. awalnya gw ga mau di paling depan, tapi sisanya itu ._. gw sama Erin di dua baris dari depan. dan ketika kereta mulai dijalankan, gw ngedenger ada sekelompok anak cewe yang doa Bapa Kami xD wakakaka gw lanjutin aja doa nya. terus Erin ngikutin Salam Maria nya xD wkakakaka kocak, dan ya udah, rollercoaster emang top banget !!

habis itu, kita pengen nyari Sevi dkk, dan kembali mengarah ke kiri DuFan. Pas itu, Kora-Kora lagi sepi (gak sepi banget sih). dan gw sama Erin tertarik buat naik. tapi Meydi sama Monic gak mau. ya udah, kita naik berdua.
awalnya  kita ngejekin orang-orang yang teriak pas naik Kora-Kora.
"Halah, berlebihan. cuman naik Kora-Kora aja pake teriak-teriak. Lebay ah," begitulah kira-kira pendapat kami.
dan karena itu gw pengen nyoba kaya apa sih wahana itu sampe histeria orang yang naik Kora-Kora lebih gede daripada orang yang naik Hysteria. wkwkw
gak nunggu lama, dan giliran kita untuk mencoba wahana itu. dan emang gila, bener kata orang-orang, wahana itu gila!! sumpah geli banget pas perahunya turun. asli kayak melayang xD gw teriak-teriak dan begitu juga yang lainnya. gw bilang sama Erin, "Ini lebih serem dari Hysteria, bo" wkwwkw beneran, lebih serem dari Hysteria ._.v apa karna Hysteria cuman bentaran? entahlah xD

Nah, habis itu, gw sama Erin nyoba wahana lain. wahana yang lebih 'ringan'. kayak rollercoaster mini (yang entah namanya apa), Poci-Poci, sampe Gajah Beledug juga kita naikin xD

Sampe terakhir kita belom naik bumper car (gw lupa namanya apa). itu antriannya lumayan panjang loh, padahal waktu kita tinggal 30 menit sebelum DuFan ditutup ._. kita hampir mengurungkan niat untuk naik bumpercar itu. tapi saat itulah mereka memanggil kami. ada Calvin sama Joni dibarisan antrian paling depan. lalu setelah saling menyapa, setengah berbisik dia bilang sama kita, "eh, sini nyalip aja"
lalu gw saling berpandangan sama Erin.

"gimana nih, rin?"
"aduh gimana ya"
"kita nyelip gak?"
"aduh gimana ya"
"eh buruan, keburu di liatin mbak-mbaknya," kata Calvin.
"buruan nih, kalo ga bisa manjat pager (pembatas) lewat pohon ini aja" kata Joni. jadi, ada pembatas pager, sama dipojokan ada taneman pot kecil gitu, bisa digeser sih.
"ya udah rin, ayo deh" kata gw.

dan akhirnya kita berhasil nyalip :D huahahahaha *sly laugh* dan beneran langsung maen. gokil emang ini anak xD btw, Thanks to Calvin and Joni, then :D

dan di menit terakhir, gw sama Erin sempet-sempetnya main Merry-Go-Round or a.k.a. Carousel or a.k.a Komidi Putar xD yah lumayan aja deh, sambil nunggu yang lain.

Dan berakhirlah petualangan kami hari itu :D



Status
Date of Play: 13th of May 2013
Partner: Seviana, Erin, Mutia, Monic, Livia, Meydi, Calvin, 
Joni, Bill, Jovanka, Kezia, Laura, Debora
  1. Total Game: 24
  2. Total Game Active: 22
  3. Total Game Inactive: 2
  4. Total Game Played: 21
  5. Total Game Not Played: 1 (Tornado)




Happiness Rate:
☆ ☆ ☆ ☆ ☆
"Awesome Day"

Friday, March 1, 2013

i watched it begin again ♥

new year, new story
this is life. future will never come if we still look back in past. yeah, what's past is past. tapi bukan berarti ngelupain yang sebelumnya. justru karena ada masa lalu itulah, kita bisa menuju masa depan :3 kalo masih boleh (sama diri sendiri) ngomongin soal 'itu', jujur aja ya kalo masih ada kesempatan walaupun kecil buat kembali...
ah sudahlah.

Nah, sesuai title post kali ini, kebahagian yang dulu pernah ada, kayaknya mulai muncul lagi :3 (even it's totally different) 
Walaupun udah ga ada dia yang selalu ada kalo gue lagi sedih ato unmood (he used to be my best moodbooster), kalo pas lagi sendiri seenggaknya game sama musik mau nemenin :3
tau nih, belakangan ini lagi demen-demennya dengerin musik >w<
kebahagiaan gue yang dulu sempet lenyap gitu aja, perlahan-lahan muncul lagi. Entahlah, walaupun bukan kebahagaiaan seutuhnya. Kebahagiaan kecil yang temen-temen 9D kasih ke gue secara langsung lewat lawakan mereka, ato ngga langsung dengan tingkah anak-anak cowo yang rada-rada..., dan kebahagiaan sederhana dari suara tawa sahabat-sahabat gue yang bisa bikin kaca-kaca berhamburan (?).
Satu hal yang gue tau, kebahagiaan itu udah jadi hak dasar setiap orang. gue yakin, kalian semua punya kebahagiaan masing-masing. kalian semua punya orang yang bisa ngebahagiaan kalian, dan orang yang kalian bahagia-in. yang perlu kalian lakukan adalah jaga kebahagiaan itu.
sekian.

salam
cepi yang lagi bijak ^^


btw check out this song: Begin Again

Twitter Recent Updates

My friends